Accounting Systems and
Internal Controls
Sistem Akuntansi dan Pengendalian Internal
Sistem Akuntansi: dari metode
manual menjadi komputerisasi
Pada awalnya, sistem akuntansi
secara manual dilakukan hanya menggunakan satu jurnal umum dan satu buku besar.
Hal ini dilakukan dari tahun ke tahun oleh perusahaan yang ketika waktu itu
memiliki volume transaksi yang tidak terlalu besar. Seiring berjalannya waktu,
sistem manual berubah dari sebelumnya
satu jurnal umum menjadi beberapa jurnal sesuai kebutuhan, misalnya jurnal
penjualan digunakan untuk mencatat setiap penjualan yang dilakukan oleh
perusahaan, jurnal pembelian digunakan untuk setiap transaksi pembelian oleh
perusahaan dan jurnal penerimaan kas digunakan untuk setiap penerimaan kas dari
pelanggan. Selanjutnya untuk buku besar, berkembang menjadi adanya buku besar
pembantu untuk piutang dan hutang.
Pada era tahun 1950an mulai
dikenal adanya mesin pembukuan yang membantu dalam proses membantu pencatatan
pada transaksi penjualan. Pada pertengahan tahun 1950an mulai dikenal komputer
mainframe yang digunakan untuk membantu proses pembukuan akuntansi perusahaan.
Pada awal kemunculannya, komputer mainframe hanya bisa melakukan pembukuan untk
beberapa akun saja, seiring berjalannya waktu, apda akhirnya komputer mainframe
dapat pelakukan seluruh kegiatan akuntansi.
Pada tahun 1976, penggunaan
software akuntansi mulai digemari oleh perusahaan. Puncaknya mulai tahun 1990an
mulai berkembang pesat program komputer untuk sistem akuntansi serta penggunaannya
yang semakin user friendly.
Advantages of a Computerized
Accounting System Over a Manual Accounting System
- Computerized systems simplify the record-keeping process.
- Computerized systems are generally more accurate.
- Computerized systems provide management current account balance information to support decision making
Suatu internal control yang
efektif di dalamnya perencanaan perusahaan dalam berbagai prosuder dan tindakan yang diambil dalam
rangka:
- Perlindungan terhadap aset dari pencurian dan pemborosan
- Memastikan kepatuhan terhadap kebijakan dan hukum federal
- Melakukan evaluasi terhadap kinerja seluruh personel dalam rangka mendukung efisiensi operasi
- Meyakinkan akurasi dan dapat dipercayanya data operasi dan laporan akuntansi
Dalam rangka perlindungan aset,
terdapat beberapa komponen:
- Pemisahan tugas masing-masing pegawai
- Memberikan tugas tertentu yang spesifik terhadap beberapa pegawai
- Melakukan rotasi tupoksi dari masing-masing pegawai
- Menggunakan peralatan mekanis
Kebijakan internal control akan
menjadi efektif bila pegawai mematuhi peraturan tersebut. Untuk meyakinkan
kebijana tersebut dilakukan dengan baik, perusahaan harus mencari pegawai yang
kompeten serta bisa dipercaya. Untuk melakukan evaluasi terhadap pegawai, dilakukan
internal auditing yang di dalamnya dari kegiatan investigasi dan evaluasi
ketaatan pegawai terhadap kebijakan dan prosedur perusahaan. Perusahaan
menggunakan jasa internal audit yang telah dibekali dengan kemampuan untuk
melaksanakan audit. internal audit tersebut secara periodic melaksanakan
pengujian terhadap efektivitas kontrol dan prosedur yang dijalankan oleh
perusahaan.
Berdasarkan ketentuan yang
dikeluarkan oleh Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commission (COSO), terdapat lima komponen Internal control, yaitu:
- Control environment/Lingkungan Pegendalian
- Risk assessment/Resiko Pengendalian
- Control procedures/Prosedur
- Monitoring/Pengawasan
- Information and communication
Manajemen mempunyai tanggung
jawab tak terbatas dalam rangka membangun dan mengelola efektifitas dari
internal control. Board of director panduan bagi manajemen dalam rangka
efektivitas pelaksanaan internal control. Setiap periode auditor internal
melakukan evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan internal control serta
menentukan apakah kebiajakan dan prosedur perusahaan telah dipatuhi.
Penjelasan lebih detail dari Sistem Akuntansi dan Pengendalian Internal dan contoh soal dapat di download di sini
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete