Akuntansi Untuk Piutang Usaha / Receivables
Berdasarkan basis akuntansi akrual (accrual
basis), setiap transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan akan
mempengaruhi pada sisi debit dan sisi kredit. Hal ini terjadi karena setiap
transaksi penjualan, perusahaan akan memperoleh dan merealisasikan pendapatan
usaha. Perusahaan merealisasikan pendapatannya karena menyelesaikan suatu
proses perdagangan dengan mengirimkan barang kepada pembeli sehingga
mendapatkan pendapatan berupa uang kas atau janji pembayaran dari pelanggan.
Janji pembayaran dari pelanggan tersebut yang disebut sebagai piutang usaha
(account receivables) perusahaan. Semakin seringnya jumlah piutang usaha (account
receivables) dari penjualan barang atau jasa secara kredit dari perusahaan disebut
piutang perdagangan (trade receivables)
Dalam praktiknya, pelanggan tidak selalu dapat
menyelesaikan pembayaran piutangnya sehingga perusahaan harus mencadangkan dana
dari pelanggan yang tidak membayar piutang tersebut. Terdapat dua metode dalam
pencadangan tersebut, yaitu:
- Metode pencadangan (allowance method) terhadap piutang tak tertagih, dan
- Metode penghapusan langsung (direct write-off)
Akun untuk penjualan yang tidak dibayar oleh
pelanggan tersebut adalah uncollectible account expese (doubtful account
expense atau bad debts expense) yang merupakan biaya operasi
(operating expense) yang terjadi karena penjualan barang secara kredit.
Metode untuk menentukan jumlah pitang tak
tertagih dapat menggunakan dua cara, yaitu:
- Metode persentase penjualan (percentage of sales method), yaitu penghitungan piutang tak tertagih yang fokus terhadap laporan laba rugi serta hubungan akun pencadangan terhadap penjualan
- Metode persentase piutang (percentage of receivables method), yaitu penghitungan piutang tak tertagih yang fokus terhadap neraca serta hubungan dari akun pencadangan terhadap pitang
- Klasifikasi Piutang
Piutang Usaha / Accounts Receivable
Suatu piutang usaha timbul karena penjualan barang atau jasa
secara kredit kepada pelanggan dimana barang telah dikirimkan oleh penjual, pembeli akan meberikan janji
pelunasan hutang tersebut
dalam jangka pendek (akan diselesaikan kurang dari 12 bulan) oleh pelanggan.
Wesel Tagih / Notes Receivable
Wesel tagih / notes receivables atau yang biasa
disebut dengan promisory note merupakan janji pembayarna yang dibuat
oleh peminjam (borrower/maker) untuk membayar sejumlah uang kepada
pemberi pinjaman (lender/payee) pada tangal tertentu. Pada kondisi ini pemberi pinjaman (lender/payee)
akan mencatat pemberian pinjaman tersebut di neraca pada sisi debit dengan akun
wesel tagih (notes receivables). Pada sisi peminjam (borrower/maker)
akan mencatat peminaman tersebut di neraca pada sisi kredit dengan akun wesel
bayar (notes payable).
Pada setiap Wesel Tagih / Notes Receivable akan ditetapkan suatu bunga (interest) ketika pembayaran dari
wesel tersebut. Pada sisi pemberi pinjaman (lender/payee) akan dicatat
sebagai pendapatan bunga (interest revenue) sedangkan pada sisi peminjam
(borrower/maker) bunga tersebut akan dicata pada biaya bunga (interest
expense).
Piutang Lainnya / Other Receivables
Piutang Lainnya / Other Receivables merupakan jenis piutang
di luar dari jenis piutang yang telah disebutkan di atas, contohnya adalah:
- Piutang bunga (Interest receivable), merupakan tagihan bunga kepada pihak lain karena perjanjian pinjaman, perjanjian penjualan atau perjanjian lainnya
- Piutang pajak (Taxes receivable), merupakan piutang yang diperoleh suatu pihak karena kelebihan pembayaran pajak (setelah dilaksanakan audit pajak) atau piutang yang diperoleh karena menang dalam pengadilan pajak sehingga ada pengembalian pajak
- Piutang pegawai (Receivables from officers and employees), merupakan piutang yang diperoleh perusahaan karena pinjaman dari pegawai, kewajiban ganti rugi atau piutang lainnya yang bersumber dari internal pegawai perusahaan.
Seringkali suatu
perusahaan menjual piutangnya kepada pihak lain. Tansaksi ini disebut factoring of Receivable
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete